TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Kepolisian Republik Indonesia segera menyelesaikan kasus mafia bola yang melibatkan sejumlah petinggi Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI). Ia meminta agar pengusutan dilakukan hingga bersih.
Baca juga: Joko Driyono Diduga Kunci Kasus Pengaturan Skor, Ini Alasan Polisi
"Selesaikan sampai tuntas agar sepak bola kita benar-benar bersih," kata Jokowi di Gelanggang Remaja Pasar Minggu, Jakarta, Jumat 22 Februari 2019.
Jokowi yakin jika sepak bola bersih dari skandal pengaturan skor maka tim yang menjadi juara betul-betul layak mengangkat trofi. Ia tidak ingin kegembiraan penggemar suatu klub yang menjadi juara rusak akibat fakta adanya skandal di kemudian hari.
"Jangan sampai kita sudah telanjur wah juara, juara, tapi ternyata, ternyata banyak pengaturan skor. Itu yang saya kira dituntaskanlah sampai rampung," tuturnya.
Menurut Jokowi, pemerintah tidak akan campur tangan terkait penuntasan kasus ini jika sudah masuk ke ranah organisasi PSSI. Ia menyerahkan pada aturan organisasi yang berlaku di Indonesia maupun global. "Perkara nanti PSSI mau kongres, ya itu AD/ART silakan, sesuai statuta FIFA," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Jenderal Tito Karnavian membentuk satuan tugas antimafia bola pada 21 Desember 2018 lewat Surat Perintah Kapolri bernomor 3678.
Selama dua bulan bekerja, Satgas telah menetapkan 15 tersangka kasus mafia bola. Mereka adalah Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI Joko Driyono, anggota Komisi Eksekutif PSSI Johar Lin Eng, Komisi Disiplin PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih.
Kemudian, pemilik klub PSMP Mojokerto Vigit Waluyo, koordinator wasit berinisial ML, bekas Komisi Wasit Priyanto alias Mbah Pri dan anaknya Anik, dan Wasit Nurul Safarid.
Baca juga: Plt Ketum PSSI Joko Driyono Jadi Tersangka Kasus Pengaturan Skor
Selain itu, perangkat pertandingan Persibara Banjarnegara vs PS Pasuruan, meliputi CH(wasit cadangan), DS (pengawas pertandingan), P (asisten wasit), dan MR (asisten wasit 2). Berikutnya, Muhammad Mardani alias Dani, Musmuliadi alias Mus (seorang pesuruh di PT Persija), dan Abdul Gofar, yakni pesuruh di PSSI.
Dari 15 tersangka tersebut, baru enam orang yang berkasnya sudah dilimpahkan oleh Satgas Antimafia Sepak Bola ke kejaksaan. Mereka adalah Johar Lin Eng, Komisi Dwi Irianto alias Mbah Putih, Vigit Waluyo, koordinator wasit berinisial ML, Priyanto alias Mbah Pri dan anaknya Anik, serta wasit Nurul Safarid.